Wednesday, November 30, 2011

Proses Perceraian Suami Istri di Jepang

Ternyata prosesi perceraian pasangan suami istri di Jepang tidaklah rumit dan berbelit, cukup bawa uang sekitar 5 Jutaan Rupiah ke pemuka Adat yang berwenang, lalu menghancurkan cincin pernikahan mereka dengan sebuah palu khusus hingga rusak, dan selesai.

Divorce Ceremony in Japan (5 pics)
Divorce Ceremony in Japan (5 pics)
Divorce Ceremony in Japan (5 pics)
Divorce Ceremony in Japan (5 pics)
Divorce Ceremony in Japan (5 pics) 

http://unikboss.blogspot.com/2010/10/proses-perceraian-suami-istri-di-jepang.html

8 Cara Meningkatkan Kualitas Sperma

Anda ingin meningkatkan peluang memiliki anak? atau hanya sekedar ingin ejakulasi dengan tingkat sperma dan air mani yang tinggi. Tidak salah apabila anda memiliki keduanya, sperma yang banyak merupakan satu tanda sistem reproduksi yang sehat.

Tidak diragukan memiliki air mani dan sperma yang lebih banyak menghasilkan orgasme lebih lama termasuk meningkatknya hasrat seks. Jika Anda ingin menyirami pasangan dengan cinta sekaligus menjadi seorang calon ayah, ikutilah tips berikut ini untuk memperbaiki dan meningkatkan jumlah sperma:

1. Berhenti Merokok

Jika Anda seorang perokok saat ini, berhentilah. Selain menyebabkan napas tak sedap, merokok juga mempengaruhi jumlah sperma. Penelitian menujukan perokok memiliki jumlah sperma lebih kecil dibanding pria yang tidak merokok.

2. Hindari memakai celana ketat dan panas

Inilah alasannya mengapa letak testis itu tergantung di tubuh. Testis perlu memiliki suhu lebih sejuk dibanding bagian tubuh lain karena itu memakai celana dalam atau celana panjang ketat akan mengakibatkan suhu di sekitarnya panas. Sedapat mungkin usahakan tidak mengenakan celana dalam sewaktu tidur untuk menjamin tetap sejuk.

3. Mulailah makanan-makanan yang tepat

Diyakini atau tidak, pola makan mempengaruhi produksi sperma. Cobalah makan makanan rendah lemak, berprotein tinggi, sayuran dan seluruh jenis padi-padian yang baik bagi kesehatan.

4. Kurangi hubungan intim dan masturbasi

Banyak pria mengeluhkan air mani mereka sedikit dan encer. Semakin banyak ejakulasi, semakin berkurang kepadatan air mani tersebut. Jika anda melakukan hubungan intim tiap hari atau lebih buruk lagi masturbasi akan berpengaruh pada jumlah sperma dan kepadatan air mani itu sendiri.

5. Kurangi alkohol

Alkohol dapat mempengaruhi fungsi liver yang pada gilirannya menyebabkan peningkatan tingkat estrogen. Jumlah estrogen yang tinggi dalam tubuh akan mempengaruhi produksi sperma. Sebaiknya hentikan minum alkhol mulai saat ini apabila Anda tidak ingin kehilangan jumlah produksi sperma.

6. Olahraga otot

Meskipun ini tidak dapat langsung meningkatkan produksi sperma dan air mani, olahraga otot PC dapat membantu Anda menembak lebih jauh dari sebelumnya. Lakukan latihan Keegel misalnya.

7. Mencoba suplemen


Obat-obatan seperti mariyuana dan obat anti jamur mungkin bisa menghalangi produksi sperma sementara suplemen alami diyakini dapat meningkatkan produksi sperma seperti L-carnitine yang ditemukan dalam daging merah dan susu merupakan asam amino alami yang dapat meningkatkan produksi dan kecepatan sperma.

Folic acid ketika digabung dengan seng dapat meningkatkan produksi sperma, L-arginine yang ditemukan dalam kacang-kacangan, telur, dagung dan wijen juga memiliki khasiat yang sama termasuk vitamin E dan selenium juga memperbaiki kecepatan dan konsentrasi sperma.

8. Perbanyaklah Makan Toge
Toge alias kecambah..... Bisa dimakan mentah maupun dimasak tapi jangan terlalu matang. Toge ini solusi baik untuk kualitas maupun volume sperma. Makan saja sebanyak-banyaknya, tidak ada efek samping.

http://unikboss.blogspot.com/2010/10/8-cara-meningkatkan-kualitas-sperma.html

Asal Usul Bahasa Indonesia Menurut Teori Hipotesa ''Out of Taiwan''

Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan tanggal yang sangat bersejarah bagi Bahasa Indonesia yang saat itu diresmikan menjadi bahasa negara dan bahasa persatuan dari sekian banyaknya bahasa daerah dinegara ini.

Banyak yang mengatakan bahwa Bahasa Indonesia adalah Bahasa Melayu yang dimodifikasi lalu dicampur dengan bahasa-bahasa serapan dari berbagai daerah dan dari bahasa asing kemudian di bakukan. Sedangkan bahasa melayu sendiri berasal/berakar dari bahasa Austronesia yang mulai muncul sekitar tahun 6.000-10.000th lalu.


* Asal Usul Bahasa Austronesia menurut teori hipotesa Out of Taiwan *

Asal usul bahasa Austronesia, ada beberapa hipotesa tetapi yang paling umum adalah hipotesa bahwa asal usul leluhur penutur bahasa Austronesia adalah Formosa (Taiwan) atau lebih dikenal dengan teori hipotesa Out of Taiwan. Salah satu pakar linguistik yang sangat mendukung teori ini adalah Robert Blust.

Sejak tahun 1970-an Blust telah mencoba merekontruksi silsilah dan pengelompokan bahasa-bahasa dari rumpun Austronesia, misalnya kosakata protobahasa Austronesia yang berkaitan dengan flora dan fauna serta gejala alam lain.

Blust juga membuat rekontruksi pohon kekerabatan rumpun bahasa Austronesia dan perkiraan waktu percabangannya, mulai dari Proto-Austronesia hingga Proto-Oceania. Para leluhur ini pada awalnya berasal dari Cina Selatan yang kemudian bermigrasi ke Taiwan pada 5.000-4.000th SM, namun akar bahasa Austronesia baru muncul beberapa abad kemudian di Taiwan.

Kosakata yang dapat direkonstruksi dari bahasa awal Austronesia yang dapat dilacak antara lain : rumah tinggal, busur, memanah, tali, jarum, tenun, mabuk, berburu, kano, babi, anjing, beras, batu giling, kebun, tebu, gabah, nasi, menampi, jerami, hingga mengasap.

Para petani purba di Taiwan ini berkembang cepat dan lalu terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok yang hidup terpisah dan bahasanya menjadi berbeda-beda dengan setidaknya kini ada sembilan bahasa yang teridentifikasi sebagai bahasa formosa.

Migrasi leluhur Taiwan ke Filipina mulai terjadi pada 4.500-3.000th SM. Leluhur ini adalah salah satu dari kelompok yang memisahkan diri. Mereka bermigrasi ke selatan menuju Kepulauan Filipina bagian utara yang kemudian memunculkan cabang bahasa baru yakni Proto-Malayo-Polinesia (PMP).

Tahap berikutnya terjadi pada 3.500-2.000th SM dimana masyarakat penutur bahasa PMP yang awalnya tinggal di Filipina Utara mulai bermigrasi ke selatan melaluli Filipina Selatan menuju Kalimantan dan Sulawesi serta ke arah tenggara menuju Maluku Utara.

Proses migrasi ini membuat bahasa PMP bercabang menjadi bahasa Proto Malayo Polinesia Barat (PWMP) dikepulauan Indonesia bagian barat dan Proto Malayo Polinesia Tengah-Timur (PCEMP) yang berpusat di Maluku Utara.

Namun pada 3.000-2000th SM leluhur yang ada di Maluku Utara bermigrasi ke selatan dan timur. Hanya dalam waktu singkat migrasi dari Maluku Utara mencapai Nusa Tenggara sekitar 2.000th SM yang kemudian memunculkan bahasa Proto Malayo Polinesia Tengah (PCMP).

Demikian pula migrasi ke timur mencapai pantai utara Papua Barat dan melahirkan bahasa-bahasa Proto Malayo Polinesia Timur (PEMP). Migrasi dari Papua Utara ke barat terjadi pada 2.500th SM dan ke timur pada 2.000-1.500th SM dimana penutur PEMP di wilayah pantai barat Papua Barat melakukan migrasi arus balik menuju Halmahera Selatan, Kepulauan Raja Ampat, dan pantai barat Papua Barat yang kemudian muncul bahasa yang dikelompokkan sebagai Halmahera Selatan Papua Nugini Barat (SHWNG).

Setelah itu kelompok lain penutur bahasa PEMP bermigrasi ke Oseania dan mencapai Kepulauan Bismarck di Malanesia sekitar 1.500th SM dan memunculkan bahasa Proto Oseania.

Sedangkan di Kepulauan Indonesia di bagian barat, setelah sempat menghuni Kalimantan dan Sulawesi, pada 3.000-2.000th SM, penutur PWMP bergerak ke selatan, bermigrasi ke Jawa dan Sumatera.

Penutur PWMP yang asalnya dari Kalimantan dan Sulawesi itu lalu bermigrasi lagi ke utara antara lain ke Vietnam pada 500th SM dan Semenanjung Malaka. Dan menjelang awal tahun Masehi penutur bahasa PWMP menyebar lagi ke Kalimantan (arus balik) sampai ke Madagaskar.

Bentuk rumpun bahasa Austronesia ini lebih menyerupai garu daripada bentuk pohon. Karena semua proto-bahasa dalam kelompok ini, dari Proto Malayo Polinesia hingga Proto Oseania menunjukan kesamaan kognat yang tinggi, yaitu lebih dari 84 persen dari 200 pasangan kata.

Bahasa Indonesia sekarang ini, sudah sangat kompleks karena penuturnya tidak hanya hidup dengan sukunya masing-masing dan beradaptasi dengan rumpun bahasa dunia lainnya seperti dari India, Arab, Portugis, Belanda dan Inggris.


http://unikboss.blogspot.com/2010/10/asal-usul-bahasa-indonesia-menurut.html

Misteri Orang Tibet Yang Hidup Di Pegunungan Himalaya

 

Rahasia Orang Tibet Tahan di Udara Rendah Oksigen .Epoch Times Selasa, 29 Juni 2010.
Sebuah studi baru menunjukkan adanya perubahan genetika yang memungkinkan orang-orang Tibet bertahan pada ketinggian (kadar oksigen rendah), di mana orang lain akan merasa pusing/jatuh sakit.

Dalam edisi online Preceedings of the National Academy of Sciences, sebuah tim internasional telah mengindentifikasi sebuah gen yang memungkinkan orang-orang Tibet bisa hidup dan bekerja di daratan yang berketinggian lebih dari dua mil di atas permukaan laut tanpa terkena penyakit akibat ketinggian.

Sebuah studi sebelumnya yang dipublikasikan pada 13 Mei 2010 di Majalah Science melaporkan bahwa Orang-orang Tibet secara genetika telah beradaptasi pada ketinggian yang ekstrim. Sekarang, kurang dari satu bulan yang lalu, studi yang kedua dari para ilmuan Tiongkok, Inggris, Irlandia, dan Amerika Serikat telah menemukan dengan tepat satu posisi tertentu dalam genom manusia; yaitu suatu varian genetika yang berkaitan dengan hemoglobin yang rendah pada darah- yang membantu menjelaskan bagaimana orang-orang Tibet mengatasi keadaan rendah oksigen.

Studi itu menunjukkan titik terang pada bagaimana orang-orang Tibet, yang hidup pada ketinggian yang ekstrim selama lebih dari 10.000 tahun, telah berevolusi sehingga berbeda dengan nenek moyang meraka yang tinggal di dataran rendah. 

Tekanan udara yang lebih rendah pada dataran tinggi berarti molekul oksigen lebih sedikit untuk setiap udara yang diserap. “Ketinggian berpengaruh pada pikiran Anda, pernafasan Anda, dan kemampuan Anda untuk tidur. Tetapi Orang-orang asli yang tinggal pada ketinggian yang ekstrim tidak mempunyai masalah ini,” Kata co-author Cynthia Beall dari Case Western Reserve University. “Mereka mampu hidup pada kehidupan yang sehat, dan mereka menjalani secara sempurna dan nyaman,” Kata Beall.

Orang-orang yang tinggal dan bepergian ke dataran tinggi yang ekstrim merespon berkurangnya kadar oksigen dengan membuat lebih banyak hemoglobin yang merupakan komponen pembawa oksigen dalam darah manusia. “Itulah mengapa para atlit berlatih pada dataran tinggi. Mereka meningkatkan kapasitas komponen pembawa darah mereka,” kata Beall.

Tetapi terlalu banyak hemoglobin dapat menjadi sesuatu yang buruk. Hemoglobin yang berlebihan adalah pertanda dari penyakit pegunungan yang kronis, sebuah reaksi yang berlebihan pada ketinggian yang dicirikan dengan pekat dan kentalnya darah. Orang-orang Tibet menjaga kondisi rendahnya hemoglobinnya yang merupakan suatu upaya untuk menjaga agar tidak begitu rentan terhadap penyakit seperti penduduk non Tibet.
“Orang-orang Tibet bisa hidup setinggi 13.000 kaki tanpa meningkatnya konsentrasi hemoglobin seperti yang kita lihat pada orang-orang lain,” kata Beall.

Untuk menunjukkan secara tepat varian-varian genetika yang mengarisbawahi tingkat hemoglobin yang relatif rendah dari Orang-orang Tibet, para peneliti mengumpulkan sampel-sampel darah dari hampir dua ratus orang-orang kampung di Tibet yang hidup di daerah tinggi di Himalaya. Ketika para peneliti membandingkan DNA orang-orang Tibet dengan orang-orang yang hidup di dataran rendah di Tiangkok, hasil penelitian mereka menunjukkan dengan akurat ternyata DNA mereka tidak sama- yaitu sebuah gen pada kromosum 2 yang disebut EPAS1, yang terkadung dalam produksi sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin dalam darah.
Bekerja secara terpisah, para peneliti dari studi yang pertama menetapkan temuan mereka secara bersama-sama pada pertemuan Maret 2009 pada National Evolutianary Synthesis Center di Durham, NC. 

“Beberapa orang dari kita telah meneliti pada keseluruhan DNA orang-orang Tibet. Yang lainnya telah melihat pada sekelompok kecil dari gen. Ketika kita saling berbagi temuan tiba-tiba kita menyadari bahwa kedua studi tersebut menghasilkan hasil yang sama yaitu EPAS1,” kata Robbin, pengagas pertemuan dengan Beall.

Sementara seluruh manusia mempunyai gen EPAS1, orang-orang Tibet mempunyai versi gen yang spesial. Melalui proses evolusi yang panjang, individu-individu yang mewarisi jenis gen ini mampu bertahan dan menurunkannya pada anak-anak mereka, sehingga jenis gen spesial ini menjadi sesuatu yang sudah lumrah di seluruh penduduk. 

“Inilah tempat gen manusia pertama yang merupakan bukti nyata tentang adanya seleksi genetika di Tibet,” kata co-author Peter Robbins dari Oxford University. 

Para peneliti masih mencoba memahami bagaimana orang-orang Tibet mendapatkan oksigen yang cukup pada jaringan tubuhnya walaupun pada kadar oksigen yang rendah dalam udara dan aliran darah. Sampai kemudian, petunjuk-petunjuk genetika yang tebuka lebih luas nampaknya menjadi akhir dari kisah ini. “Mungkin ada lebih banyak tanda-tanda yang bisa dikenali dan dijelaskan,” kata co-author Gianpiero Cavalleri dari Royal Collage of Surgeon di Irlandia.
Bagi mereka yang hidup dekat dengan ketinggian permukan laut, temuan-temuan itu mungkin suatu hari akan membantu memprediksikan siapa yang berada pada resiko yang tertinggi terkena sakit akibat ketinggian. “Sekali kita menemukan versi-versi ini, pengujian-pengujian bisa dikembangkan untuk menjelaskan bahwa seorang individu peka terhadap rendahnya kadar oksigen,” kata co-author Changqing Zeng dari Beijing Institute of Genemics. 

“Beberap pasien, tua dan muda, dipengaruhi oleh tingkat rendahnya kadar oksigen dalam darah mereka- barangkali karena penyakit paru-paru, atau ada masalah dalam jantung. Beberapa orang bisa mengatasi lebih baik dari yang lain,” kata co-author Hugh Montgomery, dari University College London. “Studi-studi seperti ini adalah titik awal yang membantu kita memahami ”kenapa” dan mengembangkan pengobatan baru.”(Erabaru/Isw)
Catatan : Cerita ini diadaptasi dari sebuah News release yang diterbitkan oleh The National Evolutionary Synthesis Center. (NEScent) 

http://unikboss.blogspot.com/2010/10/misteri-orang-tibet-yang-hidup-di.html

Proses Pemakaman Bangsa Tibet, Paling Sadis, dan Paling Seram di Dunia

Beginilah prosesi pemakaman langit bangsa Tibet yang biasa disebut dengan istilah Sky Burial. Dimana jenazah dibawa kepuncak pegunungan yang tinggi dan disayat-sayat agar menarik untuk dimakan oleh burung bangkai.Setelah daging mayat tersebut benar-benar tidak tersisa hingga tinggal tulang belulang dan tengkorak kepala, kemudian dihancurkan .


Kepercayaan mereka ini katanya Buddha percaya dengan reinkarnasi dan reinkarnasi tidak memerlukan tubuh, sehingga bila tubuhnya dipersembahkan kepada alam atau burung dan lain-lain, maka hal tersebut akan baik……



Begitulah kira-kira kepercayaan tersebut yang aku ketahui…dan disarankan bagi teman-teman, terutama para wanita yang tidak kuat, jangan melihat foto-foto prosesi Sky Burial ini karena sangat mengerikan…..
 


http://unikboss.blogspot.com/2010/10/proses-pemakaman-bangsa-tibet-paling.html

10 Pantai Pasir Hitam Paling Indah di Dunia

Pantai sebagai obyek wisata indah untuk dikunjungi, pantai dengan pasir putih bersih terlihat sebagai pantai yang sangat indah, tapi ternyata pantai dengan pasir hitam juga mempunyai keindahan dan keeksotisan tersendiri. Bahkan tak jarang, keindahanya bisa mengalahkan pantai dengan pasir yang putih.

Berikut daftar 10 pantai pasir hitam terindah di dunia


1. Punaluu Beach, Hawaii



2. Waianapanapa Black Sand Beach, Maui



3. Honokalani Black Sand Beach, Maui


4. Oneuli Beach, Maui


5. Black Sand Beach, California


6. Kaimu Beach, Hawaii


7. Kehena Beach, Hawaii


8. Pololu Valley Beach, Hawaii


9. Black Sand Beach, Prince William Sound, Alaska


10. Vik Beach, Iceland

http://unikboss.blogspot.com/2010/10/10-pantai-pasir-hitam-paling-di-dunia.html

Sepeda-sepeda Dengan Muatan Paling Gila!











 

http://unikboss.blogspot.com/2010/10/sepeda-sepeda-dengan-muatan-paling-gila.html