Sunday, February 19, 2012

Ini Dia Kronologis Pembunuhan Bos Sanex Steel versi Pengacara John Kei

John Kei
John Refra Kei yang ditangkap Jumat lalu, diduga terlibat dalam kasus pembunuhan bos PT Sanex Steel, Tan Harry Tantono yang terjadi di kamar 2701 Swiss-Bel Hotel, Sawah Besar, Jakarta Pusat pada Kamis 26 Januari lalu. Pengacara John Kei, Tofik Chandra membenarkan bahwa di kamar itu, John Kei dan Ayung sapaan Tan Harry memang sempat bertemu. "Tapi ketika pembunuhan terjadi setelah John sudah pulang ke rumahnya," kata Tofik di Rumah Sakit Polri Kramat Jati pada Minggu (19/2/2012) malam. Dia juga menceritakan kasus pembunuhan Ayung dan menceritakan kenapa bisa nama John Kei ikut disebut-sebut dalam kasus ini. Pada Kamis tersebut, John Kei dan Ayung saling kontak melalui telepon. Keduanya sepakat bertemu untuk saling melepas rindu. Pasalnya, Ayung sudah lama tidak bertemu dengan John Kei. "Awalnya Ayung menawarkan untuk bertemu di tempat karaoke. Tapi John lagi malas karaoke," kata Tofik. Ayung, lanjutnya, menjelaskan bahwa Ayung sudah memesan kamar di Swiss-Bel Hotel. Keduanya pun akhirnya sepakat bertemu di sana. Bahkan John juga berencana untuk menginap di sana. John Kei yang pertama kali datang ke hotel itu. Dia datang bersama tiga orang temannya. "Dia tiba sekira pukul 21.15 WIB," ujarnya. Kemudian Ayung tiba 15 menit kemudian. Tak lama berselang, teman John yang berprofesi pengacara ikut dalam pertemuan tersebut. Sekira pukul 22.30 WIB, datang 11 anak buah John. Kedatangan mereka terekam kamera Closed Circuit Television (CCTV) dan tercantum dalam Berkas Acara Pemeriksaan (BAP). "Mereka tidak diundang. Tapi di mana ada bang John mereka memang biasa ikut," kata Tofik. Salah satu dari 11 orang itu kemudian menegur Ayung. "Halo bos, gimana soal fee kita," kata Tofik, meniru perkataan anak buah John Kei. Ayung kemudian menjelaskan pada John Kei kalau dia punya "urusan" dengan anak buahnya tadi. "Tapi John tidak tahu soal itu. John pasti kesal kalau anak buahnya melakukan pekerjaan tapi dia (John) tidak tahu," kata Tofik. Ayung kemudian meminta waktu pada John untuk membicarakan "urusan" tersebut. "Panglima (panggilan Ayung untuk John Kei), saya mau bicara dulu dengan anak-anak," kata Tofik menirukan Ayung sebagaimana tercantum dalam BAP. Atas permintaan itu, John pergi dari kamar dan beranjak pulang menuju ke rumahnya. John pun batal menginap di kamar yang ia pesan. "Di CCTV terlihat ia turun dari lift sekira pukul 22.40,” kata Tofik. Lalu sekira pukul 23.00 sebelas anak buah John turun melalui lift. Rekaman CCTV menggambarkan mereka turun dengan tangan bersimbah darah. Termasuk di antaranya lima orang yang sudah ditetapkan polisi sebagai tersangka, yakni Candra, Tuce, Ancola, Dani, dan Kupra. Salah satu diantaranya malah ketahuan memegang pisau. "Dari CCTV itu ketahuan, Candra turun sambil pegang pisau. Sementara banyak darah di tangan Tuce,” ceritanya. Saat kejadian itu, mereka langsung pulang dan menuju ke tempat lain. "Dari situ mereka ikut mobil kawannya pergi ke Mangga Besar. Dari Mangga Besar mereka naik taksi dan langsung ke melapor ke Polda," ceritnya. Tofik mengatakan mereka melapor ke Polda Metro Jaya karena melakukan pengakuan sudah membunuh di Swiss-bel Hotel. Mereka ketakutan lantaran mengetahui bahwa yang dibunuh adalah teman dekat John Kei. "Mereka justru mengamankan diri ke polisi," tuturnya. Kemudian dari pengakuan mereka terkuaklah kasus pembunuhan tersebut. "Jangan kira penyerahan diri itu sudah direncanakan. Mereka itu takut dengan Bung John," katanya. Barang bukti pisau yang digunakan para pelaku, lanjutnya juga didapatkan atas perintah dari John Kei. "Pisau itu kita yang carikan dan akhirnya ditemukan," jelasnya.

No comments:

Post a Comment